Senin, 28 November 2011

AnaloG Hitam Putih

Kota Tua

Solo punya cerita

0 km Jogja

Merbabu

Badai

Panahan

Gaya Mataraman

Embun senja

Sebuah pertanda
Belajar potografi pake kamera analog film hitam putih ,emang gampang gampang susah sih ,:-P

Kamis, 24 November 2011

Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat ( PHBM )

Pulau Jawa memiliki luasan hanya 6% dari luas wilayah Indonesia, tetapi 60% dari jumlah penduduk Indonesia
tinggal di Jawa. Perum Perhutani sebagai BUMN yang diberi mandat untuk mengelola hutan negara dituntut
untuk memberikan perhatian yang besar kepada masalah sosial ekonomi masyarakat, terutama masyarakat
pedesaan yang sebagian besar tinggal di sekitar hutan. Interaksi antara masyarakat dengan hutan tidak
mungkin dapat dipisahkan. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan dalam pengelolaan hutan harus
memperhatikan keberlanjutan ekosistem hutan dan peduli dengan masyarakat miskin di sekitar hutan.
PMDH PT.Austral Byna
Sejalan dengan terjadinya reformasi di bidang kehutanan, Perum Perhutani menyempurnakan sistem
pengelolaan sumberdaya hutan dengan lahirnya Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).
Sistem PHBM ini dilaksanakan dengan jiwa BERSAMA, BERDAYA, dan BERBAGI yang meliputi pemanfaatan
lahan/ruang, waktu, dan hasil dalam pengelolaan sumberdaya hutan dengan prinsip saling menguntungkan,
memperkuat dan mendukung serta kesadaran akan tanggung jawab sosial. Sampai dengan tahun ke-6
pelaksanaan PHBM disadari bahwa masih ditemukan berbagai kendala dan permasalahan, maka pada tahun
2007 disempurnakan kembali dalam PHBM PLUS. Dengan PHBM PLUS diharapkan pelaksanaan pengelolaan
sumberdaya hutan di Jawa akan lebih fleksibel, akomodatif, partisipatif dan dengan kesadaran tanggung
jawab sosial yang tinggi, sehingga mampu memberikan kontribusi peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) menuju Masyarakat Desa Hutan Mandiri dan Hutan Lestari.
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat adalah sistem pengelolaan sumberdaya hutan dengan pola
kolaborasi yang bersinergi antara Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan atau para pihak yang
berkepentingan dalam upaya mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan yang optimal
dan peningkatan IPM yang bersifat fleksibel, partisipatif dan akomodatif.

PHBM dimaksudkan untuk memberikan arah pengelolaan sumberdaya hutan dengan memadukan aspek
ekonomi, ekologi dan sosial secara proporsional dan profesional.
PHBM bertujuan untuk meningkatkan peran dan tanggung jawab Perum Perhutani, masyarakat desa
hutan dan pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan,
melalui pengelolaan sumberdaya hutan dengan model kemitraan.
PHBM dilaksanakan di dalam dan di luar kawasan hutan dengan mempertimbangkan skala prioritas
berdasarkan perencanaan partisipatif. PHBM yang dilaksanakan di dalam kawasan hutan tidak bertujuan
untuk mengubah status kawasan hutan, fungsi hutan dan status tanah negara.



PHBM dilaksanakan dengan prinsip-prinsip :
a. Perubahan pola pikir pada semua jajaran Perum Perhutani dari birokratis, sentralistik, kaku dan ditakuti
menjadi fasilitator, fleksibel, akomodatif dan dicintai.
b. Perencanaan partisipatif dan fleksibel sesuai dengan karakteristik wilayah.
c. Fleksibel, akomodatif, partisipatif dan kesadaran akan tanggung jawab sosial.
d. Keterbukaan, kebersamaan, saling memahami dan pembelajaran bersama.
e. Bersinergi dan terintegrasi dengan program-program Pemerintah Daerah.
f. Pendekatan dan kerjasama kelembagaan dengan hak dan kewajiban yang jelas.Playing Field Project
g. Peningkatan kesejahteraan masyarakat desa hutan.
h. Pemberdayaan masyarakat desa hutan secara berkesinambungan.
i. Mengembangkan dan meningkatkan usaha produktif menuju masyarakat mandiri dan hutan lestari.
j. Supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan bersama para pihak.
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) merupakan suatu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa
hutan dalam rangka kerjasama pengelolaan sumberdaya hutan dengan sistem PHBM. LMDH merupakan
lembaga yang berbadan hukum, mempunyai fungsi sebagai wadah bagi masyarakat desa hutan untuk
menjalin kerjasama degan Perum Perhutani dalam PHBM dengan prinsip kemitraan. LMDH memiliki hak
kelola di petak hutan pangkuan di wilayah desa dimana LMDH itu berada, bekerjasama dengan Perum
Perhutani dan mendapat bagi hasil dari kerjasama tersebut. Dalam menjalankan kegiatan pengelolaan
hutan, LMDH mempunyai aturan main yang dituangkan dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga

Selasa, 22 November 2011

Belajar Fotografi Analog

Sekitar 2 tahun ini aku menggemari hobi bari yaitu fotografi. Fotografi analog adalah kegiatan membuat fotodengan menggunakan kamera film. Pekerjaan itu terdiri dari serangkaian pekerjaanyaitu memotret,mencuci film dan mencetak foto atau membesarkannya.
Untuk membuat foto kita memerlukan kamera dan film serta benda yang akan dipotret. Hasilnya bisa foto hitam putih dan bisa pula berwarna,tergantung dari film yang dipakai. Tegasnya kamera itu bisa dipakai untuk fotografi hitam putih maupun berwarna.
Orang atau benda hanya dapat dipotret kalau memantulkan cahaya. Didalam ruang gelap tidak satu objek pun yang dapat dipotret. Jika jendela atau pintu dibuka cahaya mencurah ke dalamnya. Orang atau benda yang diterangi itu memantulkan cahaya. Cahaya pantulan itu sampai ke lensa kamera. Lensa meneruskan ke film. Di dalam film terjadi bayangan dari proyeksi benda yang dipotret. Bayangan itu terpendam, disebut juga “laten” artinya ada tapi tidak nampak.
Foto Hitam Putih ( Lucky ASA 100 )
Untuk menimbulkan bayangan yang laten, film yang telah disinari itu harus menjalani suatu proses lebih dahulu. Proses ini adalah mencuci film. Setelah film dicuci, film itu menjadi negatif. Ada yang menamakannya klise. Pada negatif hitam putih terjadi gambar yang terbalik warnanya. Baju yang putih pada objek menjadi hitam pada negatif. Rambut yang hitam pada negatif menjadi jernih. Pada negatif berwarna menjadi warna-warna komplemen dari warna-warna yang terdapat pada objek yang dipotret. Langit menjadi kuning dan rumput menjadi merah.
Al qur'an






Untuk membuat foto kita memerlukan kertas foto. Seperti halnya dengan film, kertas foto pun berbeda dalam kegunaannya. Ada kertas foto untuk hitam putih. Ada pula kertas foto untuk foto berwarna. Untuk membuat foto yang ukurannya sama dengan ukuran negatif, kertas foto didempetkan pada negatif. Untuk beberapa detik lamanya dibiarkan cahaya lampu melalui negatif supaya sampai ke atas kertas foto itu. Inilah yang dinamakan mencetak foto. Cahaya yang lolos dari negatif membuat lukisan yang terpendam pula di atas kertas foto itu. Kertas yang telah disinari ini harus menjalani proses pencucian pula. Setelah pencucian selesai, barulah kita mendapat sebuah foto hitam putih atau berwarna.
Foto Warna Superia ASA 200
Dengan alat yang dinamakan alat pembesar dapat pula dibuat foto yang jauh lebih besar dari ukuran negatif. Caranya dengan menyorotkan cahaya lampu alat itu melalui negatif ke atas kertas foto. Cahaya sorotan ini menyerupai kerucut. Makin jauh kertas dari lensa yang menyorotkan cahaya itu, makin besar pula foto yang didapat. Inilah yang dinamakan membesarkan foto. Kertas itu kemuadian dicuci juga.

Menurutku sangatlah jelas bahwa dalam fotografi itu cahaya memegang peranan penting. Cahaya termasuk dalam bahan baku bagi fotografi. Itulah yang menyebabkan namanya fotografi. Foto artinya cahaya dan grafi artinya menulis. Jadi fotografi adalah menulis dengan cahaya atau melukis dengan cahaya.
Kamera Analog Jogja

Pelajaran dari Hutan

Sudah bulan november ternyata, bulan ini mengingatkanku pada pengalaman hidup yang paling tak terlupakan yang pernah aku alami. Berawal dari program kampus yang mengharuskan mahasiswanya untuk Magang di sebuah perusahaan selama kurang lebih 2 bulan. Dan akhirnya aka bersama kelima teman ; kolik,tejo,gravi,iin,hesti berangkat ke PT. Austral Byna tepatnya di lokasi cams sikui,km.27,Muara Teweh,Kalimantan Kengah. Berangkat dari jogja penuh semangat . Dengan menggunakan travel kami menuju bandara Juanda ,Surabaya yang notabene harga tiket dari surabaya ke Banjarmasih lebih murah. Sesampainya di Banjarmasih kami langsung menuju Sikui km.27,membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 9 jam.
Hari 1 Verifikasi IHMB
Dan akhirnya kami sampai di camp sikui Km 27,. Hari pertama kami baru perkenalan pada karyawan kantor, membuat jadwal kegiatan . ya, harus beradaptasi lagi dengan temat baru, suasana baru,orang orang baru,mereka cukup “welcome” mau membantu semua hal yang kami butuhkan.
Sampai pada suatu hari kami mengikuti kegiatan Verifikasi IHMB . Verifikasi IHMB bertujuan untuk mengecek kembali titik-titik yang sudah ada di dalam data IHMB apakah titik ini benar-benar ada atau ada kesalahan. Dalam titik ini banyak sekali yang di ukur dari semai,tiang,sapihan dan Pohon itu sendiri. Hari pertama mengikuti kegiatan ini masih enak karena tidak menginap di dalam hutan,ada cewek juga sehingga kita lebih leluasa (ngga dikasih beban berat). Sampai pada hari kedua hanya tim cowok yang ikut kegiatan karena jarak yang cukup jauh dan medan yang benar-benar mengerika,nbanyak binatang buas seperti babi,ular,lintah dimana mana . tapi kami masih belum menginap ,kami pulang malam.
Didepan sarang Beruang
Pada hari ketiga ini semua dimulai. Kami berangkat dari camp sikui menuju jalan terdekat menjuju titik. Disama kami tidur di rumah penduduk setempat,meninap semalaman,tanpa lampu,tanpa keramaian hanya suara suara binatang yang menemani,saat mau mandi pun harus di sungai yang di dalam hutan,bener bener “amazing”. Akhirnya malamnya kami breafing. Ada 4 titik yang kami tuju dan jarak yang ada di GPS untuk titik terjauh hanya 25 km. Bagi mereka jarak tersebut biasa mereka lalui . bersama halil dan ke 6 pekerja dari perusahaan berniat untuk menuju ke titik 1 lalu balik ke camp lagi. Karena melihat jarak yang ada di GPS padak titik pertama hanya 5km kami hanya membawa bekal sekedarnya 8 nasi bungkus,4 botol air,1 slop rokok,4 indomie. Ternyata medak untuk menuju titik tersebut naik turun bukit , daerah ini orang setempat menyebutnya Bukit Pasrah ,ya pasrah mungkin karena bukit yang banyak ini membuat orang pasrah bila belum pernah menyambanginya. Jarak 5 km yang harusnya ditempuh kurang lebih 1 jam ,kami menempuhnya selama 5 jam. Dan sampai titik 1 kami terlihat sangat kelelahan,nasi langsung dimakan,air minum habis. Tak terasa sudah jam 3 sore,jam segini di dalam hitan sudah gelap seperti jam 6. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam,dengan sisa sisa makanan yang kamipunya kami makan mie 1 bungkus untuk 3 orang,minum dengan air dari akar pohon . Sampai pada malam harinya kami benar benar tidur di lantai hutan.
Hanya pak tobet son pekerja perusahaan yang memang berasal dari orang dayak pedalaman yang bisa tidur di atas pohon. Karena gelap tak terlihat banyak semut yang ada si sekitar kami ,orang setempat menyebutnya semut PKI karena banyak sampai menutupi lantai hutan kami pun segera mencari tempat perlindungan masing masing,aku naik ke pohon ,halil menggelantung di akar pohon sedangkan yang lain lari. Hingga pada pagi harinya kami melanjutkan perjalanan menuju titik selanjutnya tanpa makanan ,minum akar dan air sungai yang jernih. Didalam hutan juga belum banyak pohon yang berbuah hanya ada daun daun yang masam.
Pada malam kedua hujan begitu deras kami pun membuat api unggun,ternyata dengan membuat api unggun di dalam hutan tandanya memanggil harimau. Dan harimau berwarna hitam entah karena ketakutan atau karena gelap ,hingga tak begitu melihat harimau bersebut ,dia mengoyak oyak api dan memadamkannya,setelah itu dia pergi. Dengan rasa penuh ketakutan kami melewati malam ini dengan dingin. Pada hari ketiga ini kami sudah mencapai titik ke 4 dan akhirnya kami menuju jalan pulang. Agar tidak memakan waktu yang lama kami pun berlari memotong lurus kompas . Diperjalanan banyak kami yang temui dari mulai ular putih,babi hutan,lintah di mana mana ,da beruang. Dan akhirnya kami sampai di camp kami dengan selamat.
3 hari 2 malam tanpa makanan dan minuman tanpa perlengkapan,tanpa adaptasi dengan likasi di hutan ini adalah pengalaman hidup yang tak akan terlupakan. Banyak hal yang dapat diambil di dalamnya,bahwa dengan tekat yang kuat,keberanian ,tidak lari dari masalah dan tentu saja berdoa maka semua problem yang ada di depan mata pasti dapat dihadapi terima kasih hutan ,terima kasih alam .

Jumat, 18 November 2011

Hutan dan Kearifan Sistem Ekonomi Masyarakat Desa Hutan

Masyarakat desa hutan terpencar dari ujung Sumatera sampai ujung Papua masing-masing memiliki rasionalitas pemikiran dan keragaman kearifan budaya dalam rangka mengelola serta memanfaatkan sumber daya hutan. Sumber daya hutan secara garis besar mempunyai 3 fungsi utama, yaitu fungsi ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Fungsi ekonomi sumber daya hutan bagi masyarakat adalah sebagai sumber pemenuhan kebutuhan pangan. Fungsi sosial budaya sumber daya hutan bagi masyarakt adalah sebagai mediasi hubungan dengan sang pencipta. Sedangkan fungsi lingkungansumber daya hutan bagi masyarakat adalah sebagai pelindungdan penjaga kelangsungan hidup masyarakat. Masyarakat desa hutan dengan lingkungan sekitarnya memiliki hubungan dialektig,baik secara fisik maupun psikis, Hal tersebut tercermin dari sistem tata nilai budaya masyarakat yang tumbuh dan berkembang dalam relungkehidupan masyarakat desa hutan menggambarkan keterkaitan dengan lingkungan secara kuat. Lingkungan merupakan inspirator terwujudnya sistem budaya masyarakat desa hutan.
Rumah Masyarakt Desa Hutan Yang Nomaden

Penanaman

  
Kebun Tanaman Obat yang dikelola MDH






Hutan dalam perspektif budaya masyarakat desa hutan tidak hanya sebatas sebagai tempat tinggal dan sumber pemenuhan kebutuhan hidup saja. Hutan dalam perspektif antropologi ekologi memiliki fungsi sosial, budaya dan religiusitas. Karenanya hutan dengan masyarakat setempat terdapat ikatan sangat erat yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Masyarakat desa hutan memiliki nilai nilai kearifan tradisional yang terbentuk dari interaksi berulang-ulang antara masyarakat dengan sumber daya hutan. Akibatnya terbangunlah suatu sistem tatanan sosial budaya masyarakat desa hutan yang menyatu dengan ekosistem hutan. Hutan sebagai satu kesatuan lingkungan budaya menjadi tumpuan hidup (staff of life) masyarakat desa hutan untuk menopang sistem kehidupannya. Hutan merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang hidup di sekitarnya. Hubungan interaksi antara masayakat desa hutan dengan lingkungan alam sekitarnya telah berlangsung berabad-abad secara lintas generasi dalam bingkai keseimbangan kosmos. Untuk mempertahankan kehidupannya, masyarakat desa hutan mengelola dan memanfaatkan sumber daya hutan secara arif. Hutan menjadi sumber pemenuhan kebutuhan ragawi dan rohani.


Kiranya, di era desentralisasi pemerintahan ini dengan pola kebijakan yang botoom up dan menghargai keragaman budaya serta karakteristik ekologi masyarakat perlu disusun suatu program pembangunan yang bener-bener adaktip dan aplikatif di lapangan. Sistem pengelolaan hutan sebaiknya berakar pada pluralitas budaya masyarakat dengan mengedepankan kebinekaan program pembangunan yang susai dengan kakteristik budaya dan lingkungan setempat. Interaksi antara masyarakat dengan lingkungan hutan yang menghasilkan sebuah dialektika budaya dengan hasil akhir terbentuknya budaya masyarakat desa hutan perlu dipahami secara mendalam. Pemahaman sistem ekologi budaya masyarakat desa hutan secara mendalam akan berujung terwujudnya sistem pengelolaan hutan lestari yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Minggu, 13 November 2011

KEBUDAYAAN DAN MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

Beberapa saat lalu saya membaca buku mengenai Antropogi Kehutanan dimana di dalam nya banyak hal yang bisa. Berbagai karya antropologi yang mengupas perihal manusia dan kebudayaan di Indonesia .Apabila suatu kebudayaan di Indonesia di dasarkan atas angkatan tersebut, sementara itu perubahan yang terjadi berjalan dengan amat cepat, maka pentingnya konteks sejarah menjadi relatif. Karenanya dalam mengkaji perubahan di masa silam, akan sedikit artinya jika delakukan dengan mengkaji keseluruhan perubahan dari titik nol. Untuk itu yang terpenting adalah mengembangkan pemikiran tentang apa yang terjadi sejak zero point ; sebagai dasar yang paling baik untuk menjelaskan serangkaian perubahan, yaitu di dasarkan atas data dan situasi yang faktual.
Sebagian besar para ahli antropologi sepakat bahwa kebudayaanlah yang telah membentuk makhluk manusia, dan bukan alam atau sekitarnya. Keberhasilan mereka menundukkan alam sekitarnya adalah bukti keberhasilan mereka mencapai suatu tingkat kebudayaan yang lebih tinggi. Makhluk manusia selalu berupaya untuk menyesuaikan dirinya dengan berbagai perubahan yang terjadi di sekitarnya sehingga melahirkan suatu pola-pola tingkah laku yang baru. Oleh karena lingkungan alam berbeda-beda, maka terdapat berbagai bentuk adaptasi di kalangan makhluk manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, mampu merubah alam sekitarnya; dan akhirnya perubahan-perubahan yang ditimbulkannya akan selalu diarahkan kepada makhluk manusia.
Mengingat berbagai kajian dan berbagai bentuk perubahan hubungan sosial di kalangan suku-suku bangsa di Indonesia belum dikaji secara mendalam, pengetahuan para pakar ilmu-ilmu sosial termasuk para ahli antropologi di Indonesia,dirasa masih kurang memadsai dibandingkan dengan permasalahan yang ada. Apalagi kompleksitas dan dinamika perubahan yang terjadi berjalan dengan cepat. Sebagai akibatnya, keadaan semacam itu akan mempersulit para pembuat kebikjaksanaan melakukan intervensi dalam rangka implementasi program pembangunan.
Berbagai implikasi yang timbul, bukan hanya sebagai akibat dari implementasi program pembangunan semata, melainkan tampak pula sebagai akibat suatu perencanaan pembangunan di semua tingkatan. Oleh karenanya dituntut suatu pembenahan instrusional secara integrated. Selain itu, seharusnya suatu intervensi treatment guna penyempurnaan suatu program dapat dilakukan secara tepat jika berbagai proses yang terjadi dalam pembangunan dinilai sebagai hal yang sama pentingnya dengan program pembangunan itu sendiri.

Sabtu, 12 November 2011

Gedek 2007






Agak nyeleneh memang sebuah kata ini Gedek ya ini adalah Gerakan D3 kehutanan UGM yang dipelopori oleh angkatan ku,angkatan 2007. Dimulai dari 2007 kebersamaan kami terbentuk di Kampus Kehutanan,Pressing dari berbagai dosen,mata kuliah.praktikum,laporan tak membuat kami gentar untuk terus maju. Hingga pada akhirnya kami pun muali terpisah pada pertengahan 2010 sudah mulai wisuda dan mulai berkurang satu per satu ,hingga akhirnya kini tinggal beberapa orang saja yang masih dikampus.rencana sih mau naikin nilai tapi ngga tau selanjutnya..hhee.. Dari sekian anak rata-rata sudah menjadi PNS yang ditempatin di berbagai daerah di Indonesia dari Aceh sampai Palu. Tapi jarak,waktu dan kepentingan tidaklah memudarkan semangat kekeluargaan kami untuk saling bertemu ,seperti beberapa waktu lali ada anggota dari Gedek 2007 menikah ,secara spontan kami kembali kumpul di jogja dan melakukan perjalanan lagi ke tempat pernikahan ,mungkin ini  sekedar kisal kecil dari keluarag Gedek. Bagi saya Gedek 2007 adalah keluarga ,sahabat,kawan . Salam Rimbawan

Selasa, 08 November 2011

Kamera Analog Jogjakarta

Mungkin sekilas kata-kata ini terdengar agak aneh,tua atau apapun itu. ya kamera analog jogja adalah kumpulan para penggemar ataupun pecinta kamera analog yang ada di jogja. Pada awalnya komunitas ini terbentuk pada tahun 2009 yang digawni oleh M.Hazman ,Swangga ,Tegar dll. mereka ketemu di salah satu treat yang ada di Kaskus di forum pecinta kamera analog,setelah itu mereka "kopi darat" dan terbentuklah KAJ (Kamera Analog Jogjakarta ) tepatnya pada tanggal 11 November 2009. Pada awalnya anggota yang ada tidak begitu banyak tapai dengan berkembangnya jejaring sosial seperti Facebook , Twitter mempermudah para pecinta kamera Analog lainnya untuk ikut bergabung di keluarga ini. sampai saat ini data yang ada pada page facebook kurang lebih ada 400 anggota dengan anggota aktinya sekitar 25 orang. kami mengadakan pertemuan rutin setiap jumat malam sering kami sebut "Panjat Makam "Pertemuan Jumat dan makan malam di Angkringan Pakualaman jam 20.00 . 
Disini kami biasanya membahas agenda-agenda yang kami buat selain itu juga berbagai hal mengenai fotografi juga serng kami bahas bahkan tidak hanya itu saja biasanay masalah remaja yang sedang galau galau juga menjadi bahan pembicaraan menarik 9 Teng Teng Crit ) tenguk Tenguk Crito :-). Bnayak kegiatan yang kami laklukan dari hunting bareng ,peduli bencana,pamerana dan lain -lain. semoga kedepan kami bisa lebih mengembangkan karya karya kami ,yang mau ikut gabung silahkan gabung ke group di facebook kami " Kamera Analog Jogjakarta ( ANALOG ) ". See you :-)




Senin, 07 November 2011

Tentang Kamera Tua

Suatu saat temen-temenku ngajak maen muter muter jogja.
Dia bilang “yang ada kamera tolong bawa ya,kalo ada yang SLR biar hasilnya bagus”katanya.
Sesaat aku langsung ngambil Kamera Analog ku masukin tas nah tak bawalah ini kamera tua kesayangan . Sesampainya di satu lokasi wisata ternyata yang bawa kamera cuma aku dan itupun kamera analog.
Salah satu temen nyeletuk,”Ayo pan,kami dipoto!”
Mulailah aku poto mereka dengan segera mereka masang gaya siap untuk dipoto ,
Jeprat-jepret ternyata sudah habis 1 roll,
“Sek yo cah ,tak masang film “
Mereka Terlihat heran “ha masang film ?oalah ini kamera masih pake film to,jadul banget sih,hari gini masih pake kamera film ,mbok pake digital lebih praktis,ngga ribet,lebih keren,udah ada yang gampang kok masih pake yang susah-susah“
Dengan tanpa basa basi aku njawab “la Cuma punya ini kok,lagian ngga semua yang kamu lihat itu seperti yang kami rasain,aku lebih nyaman pake kamera ini,lebih dapet feel,lebih bisa menghargai hasil karya yang kami dapet dalam 1 frame , biasanya pengguna analog adalah mereka orang orang setia ,dan bisa lebih menghargai kelebihan dan kekurangan (menurutku :-P )jadi walaupun punya digital aku ,kami masih tetap setia menggunakan kamera tua yang usang ini

Catatan ini sedikit kisah yang pernah aku alami,kadang meraka yang belum begitu mengenal kamera tua ini gampang saja mencibir,atau sekedar buat bahan becandaan tapi disisi lain kami masih setia bukan karena idealisme yang ada pada masing –masing orang tapi karena kami bener –bener bisa menghargai kekurangan yang ada dan merasakan semua proses dalam menghasilkan karya . Viva la Analog




Ini Kamera kamera Tua yang Masih bertahan di era digital Salute to Kamera Analog Jogja

Hasil Dari Kamera Tua ini Bagi saya lebih berkesan